Penelitian
mengenai peran motivasi berprestai ini sudah dilakukan di berbagai bidang.
Kusumawati [2006] membuktikan bahwa motivasi berprestasi berhubungan dengan pirma
atau tidak primanya pelayanan yang diberikan oleh karyawan perusahaan air minum
di Yogyakarta. Penelitian lain yang tidak kalah menariknya dilakukan oleh
Kusumaningrum [2006] yang menemukan bahwa motivasi berorientasi ini berhubungan
erat dengan perilaku kewargaorganisasian (Organizational
citizenship behavior) pada karyawan perhotelan. Dalam bidang pendidikan
motivasi murid terbukti berhubungan dengan prestasi belajar [Renchler, 1992],
efikasi diri murid SMA [Afandi, 2012], dan sejumlah penelitian lainnya.
Motivasi
menentukan perilaku seseorang dalam belajar dan bekerja. Seorang guru perlu
secara terus menerus memotivasi murid agar dapat memperoleh hasil dan mengubah
perilaku menjadi baik. Beberapa cara dan pengalaman dari guru dapat dijadikan
contoh dalam memotivasi murid. Cara memotivasi ini memnentukan perilaku yang
diperlihatkan murid. Dengan menggunakan kerangka Herbert Kelman [1961] mengenai
perubahan perilaku maka sesungguhnya ada tiga model memotivasi dari seorang
guru dan dampaknya yang diperlihatkan oleh murid.
1. Kepatuhan (obedience). Pada model kepatuhan, pola yang dipakai guru dalam
mempengaruji murid dilakukan dengan cara memaksa murid untuk patuh. Pada model
ini guru mengancam dan menakut-nakuti muridnya dengan harapan murid akan patuh.
Pada kondisi ini, anak didik akan patuh karena mereka takut kepada gurunya.
Oelh karena ini bersifat motivasi ekserinsik maka hanya bersifat sementara.
2. Identifikasi (Identification). Pada model identifikasi, guru memperlihatkan
perilaku yang menyenangkan dengan memberi perhatian pada murid-muridnya. Dengan
demikian anak mau belajar karena mereka senang dan pada gurunya maka semangat
belajarnya akan tumbuh. Berdasarkan prinsip ini, maka guru perlu membangun
hubungan baik dan menyenangkan dengan murid.
3. Internalisasi (internalization). Dalam model ini, guru menginspirasi murid dengan
cerita yang berisi kesuksesan hidup seseorang karena rajin belajar. Anak diajak
menghayati kegunaan belajar bagi kesuksesan kehidupan di masa yang akan datang.
Teknik motivasi ini ini merupakan teknik terbaik karena internalisasi
menumbuhkan motivasi interinsik.
Cerita inspiratif merupakan conoh yang
sangat paling sering digunakan. Salah satunya dikemukakan oleh Andrea Hirata
[dalam novelnya berjudul LAskar Pelangi]. Cerita mengenaisorang gadis desa di
Pulau Beitung. Dengan berbekal ijazah Sekolah Kepandaian Putri (SKP) gadis
bernama Muslimah mengabdikan dirinya sebagai seorang guru di sebuah SD. Ibu
guru Muslimah sangat ingin memajukan desanya melalui pendidikan. Totalitas
pengabdannya diuji pada saat sebagian besar orang tua tidak mau lagi
mengirimkan anaknya sekolah di sekolah SD mereka, murid yang tersisa hanya
sepuluh orang dan sebagian besar rekan guru mengundurkan diri karena memilih
pindah bekerja disekolah lain. Pada saat itu, gaji yang diterima ibu guru
Muslimah hanya cukup untuk membeli beberapa kilogram beras saja tetapi demi
memajukan pendidikan anak-anak desa, ibu guru ini tetap setia menjalankan
tugasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar