Yogyakarta - Pameran seni rupa bertajuk 'Tanah Air Pusaka' di Bentara
Budaya Yogyakarta yang menampilkan karya sejumlah perupa, yang tergabung
dalam Kelompok Greget'95 menggambarkan keberagaman Indonesia.
"Aneka karya yang dipamerkan menonjolkan wawasan Tanah Air melalui gaya dan warna tersendiri masing-masing perupa," kata Kepala Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Hermanu di Yogyakarta, Minggu (17/6), di Yogyakarta.
Menurut Hermanu, puluhan anggota kelompok Greget'95 yang merupakan alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta angkatan 1995 itu mencoba menggambarkan wawasannya mengenai 'Tanah Air Pusaka'.
"Misalnya, perupa Azhar Horo yang mengangkat notasi lagu dan diolah sedemikian rupa menjadi karya yang menarik dan Hayatuddin dengan karyanya yang memilih slogan Ampera dari zaman Orde Baru dalam bentuk karya grafiti," urai Hermanu.
Ia mengatakan, alumni sebuah perguruan tinggi seni yang masih eksis hingga saat ini adalah Kelompok Greget'95. Mereka hingga kini masih terus berkarya. Hal itu merupakan sesuatu yang luar biasa, karena tidak mudah untuk menyatukan sebuah angkatan dalam sebuah kegiatan seni, karena setelah lulus masing-masing individu pasti mempunyai kegiatan dan kesibukan sendiri.
"Dalam Kelompok Greget'95 ada 23 perupa masih terus berkarya hingga pameran yang melihat keberagaman yang cukup menarik itu dapat direalisasikan," kata Hermanu.
Anggota Kelompok Greget'95, Azhar Horo, mengatakan, pameran itu merupakan kreativitas karya seni rupa sebagai bentuk kecil kepedulian dan optimisme kelompoknya sebagai individu-individu yang bergerak di dunia seni rupa terhadap realitas sosial dan alam yang ada di depan mata saat ini.
"Kami mencoba memahami dan menjadikan 'Tanah Air Pusaka' sebagai ssesuatu yang sakral dan menjadi bahan renungan bersama," ujar Azhar.
Menurut Azhar, seperti lagu 'Indonesia Pusaka' yang menjadi impian bangsa ini, keluarga besar Greget'95 yang kecil berusaha menjadi manifestasi perwujudan impian lagu tersebut.
"Bagi kami lagu tersebut mempunyai greget lagu yang selalu melekat dalam ingatan meskipun hanya dalam impian. Itulah realitas yang harus dihadapi, karena kita berdiri diatas tanah dan air yang menjadi sumber hidup kita," papar Azhar.
Pameran 'Tanah Air Pusaka' yang menampilkan puluhan karya seni rupa ini akan berlangsung hingga 20 Juni 2012 mendatang.
Oleh: Ary Nugraheni - Sumber: ANT
"Aneka karya yang dipamerkan menonjolkan wawasan Tanah Air melalui gaya dan warna tersendiri masing-masing perupa," kata Kepala Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Hermanu di Yogyakarta, Minggu (17/6), di Yogyakarta.
Menurut Hermanu, puluhan anggota kelompok Greget'95 yang merupakan alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta angkatan 1995 itu mencoba menggambarkan wawasannya mengenai 'Tanah Air Pusaka'.
"Misalnya, perupa Azhar Horo yang mengangkat notasi lagu dan diolah sedemikian rupa menjadi karya yang menarik dan Hayatuddin dengan karyanya yang memilih slogan Ampera dari zaman Orde Baru dalam bentuk karya grafiti," urai Hermanu.
Ia mengatakan, alumni sebuah perguruan tinggi seni yang masih eksis hingga saat ini adalah Kelompok Greget'95. Mereka hingga kini masih terus berkarya. Hal itu merupakan sesuatu yang luar biasa, karena tidak mudah untuk menyatukan sebuah angkatan dalam sebuah kegiatan seni, karena setelah lulus masing-masing individu pasti mempunyai kegiatan dan kesibukan sendiri.
"Dalam Kelompok Greget'95 ada 23 perupa masih terus berkarya hingga pameran yang melihat keberagaman yang cukup menarik itu dapat direalisasikan," kata Hermanu.
Anggota Kelompok Greget'95, Azhar Horo, mengatakan, pameran itu merupakan kreativitas karya seni rupa sebagai bentuk kecil kepedulian dan optimisme kelompoknya sebagai individu-individu yang bergerak di dunia seni rupa terhadap realitas sosial dan alam yang ada di depan mata saat ini.
"Kami mencoba memahami dan menjadikan 'Tanah Air Pusaka' sebagai ssesuatu yang sakral dan menjadi bahan renungan bersama," ujar Azhar.
Menurut Azhar, seperti lagu 'Indonesia Pusaka' yang menjadi impian bangsa ini, keluarga besar Greget'95 yang kecil berusaha menjadi manifestasi perwujudan impian lagu tersebut.
"Bagi kami lagu tersebut mempunyai greget lagu yang selalu melekat dalam ingatan meskipun hanya dalam impian. Itulah realitas yang harus dihadapi, karena kita berdiri diatas tanah dan air yang menjadi sumber hidup kita," papar Azhar.
Pameran 'Tanah Air Pusaka' yang menampilkan puluhan karya seni rupa ini akan berlangsung hingga 20 Juni 2012 mendatang.
Oleh: Ary Nugraheni - Sumber: ANT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar