Jumat, 08 Maret 2013

Prinsip dan Konsep Dasar Geografi



1. Prinsip Penyebaran
Gejala geografi baik tentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia yg tersebar secara tidak merata di muka bumi.
Contoh : Timah di Pulau Bangka, pohon bakau di pantai.

2. Prinsip Interelasi
Hubungan yg saling terkait antara gejala yg satu dgn gejala yg lain dlm satu ruang tertentu.
Contoh : hutan gundul terjadi karena penebangan liar.

3. Prinsip Korologi ( Keruangan )
Bahwa setiap prinsip ini gejala – gejala, fakta – fakta, dan masalah – masalah geografi ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dan hubungan itu terdapat pada ruang tertentu. Contoh : Padi hidup subur di daerah dataran rendah.

4. Prinsip Deskriptif
Prinsip untuk memberikan pelajaran atau gambaran lebih jauh tentang gejal – gejala, atau masalah – masalah yg diselidiki dlm bentuk tulisan atau kata – kata yg dapat dilengkapi dgn : diagram, grafik, table, gambar, dan peta.

B. Konsep dasar geografi yg esensial, ada 10 yaitu :
1. Konsep Lokasi : Letak suatu tempat di permukaan bumi.
1.1. Lokasi Absolut : Tempatnya tetap.
1.2. Lokasi relative : tempatnya bias berubah karena factor tertentu.

2. Konsep jarak : Jark antara tempat satu ke tempat lain.
2.1. Jarak Absolut : Diukur dgn satuan ukuran.
2.2. Jarak relative : Dikaitkan factor waktu ekonomi dan psikologis.

3. Konsep keterjangkauan :
Hub. Antara satu tempat dgn tempat yg lain, dikaitkan dgn sarana dan prasarana angkutan.

4. Konsep pola :
Berkaitan dgn persebaran fenomena geosfer di permukaan bumi.
Contoh : Persebaran flora dgn fauna.

5. Konsep Morfologi :
Berkaitan dgn fauna bentuk permukaan bumi, sebagai akibat tenaga eksogen dan endogen.
Contoh : Pegunungan, lembah, dataran rendah.

6. Konsep Aglomerasi :
Pemusatan penimbunan suatu kawasan
contoh : kawasan industri, pertanian, pemukiman.

7. Konsep nilai kegunaan :
Suatu nilai guna tempat –tempat di bumi.
Contoh : tempat wisata.

8. Konsep Interaksi dan Interpendensi :
Saling berpengaruh dan ketergantungan antara gejala di muka bumi.
Contoh : Antara desa dgn kota.

9. Konsep Deferensiasi Areal:
Fenomena yg berbeda antara tempat yg satu dgn yg lain.
Contoh : Areal pedesaan khas dan corak persawahan.

10. Konsep keterkaitan keruangan :
Keterkaitan persebaran suatu fenomena dgn fenomena lain.
Contoh : daerah pantai pada umumnya bermata pencaharian nelayan.

Komponen Motivasi Berprestasi



Motivasi berprestasi terdiri atas dorongan-dorongan dari dalam individu untuk dapat mencapai tujuan dan bertahan ketika menghadapi rintangan. Weiner (1972) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi terdiri atas empat komponen.
Pertama . Menyukai aktivitas yang prestatif dan mengaitkan keberhasilan dengan kemampuan dan usaha keras. Individu akan meras puas dan bangga atas keberhasilannya sehingga akan berusaha keras untuk meiningkatkan segala kemungkinan untk berprestasi. Ketika mengerjakan tugas ia lebih didorong oleh harapan untuk sukses daripada untuk menghindari gagal (Heckhausen, 1967).
Kedua. Beranggapan bahwa kegagalan disebabkan oleh kurangnya usaha. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan merasa marah pada diri sendiri dan merasa menyesal apabila prestasi yang dicapai tidak sebaik apa yang diharapkan, karena ia seharusnya dapat mencapai prestasi yang tinggi kalau ia berusaha lebih keras lagi (Madina, 1998).
Ketiga. Selalu menampilkan perasaan suka bekerja keras dibanding individu lain yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. Hal ini menjadikan ketangguhan individu dalam menjalankan tugas. Ia akan memelihara kualitas kerja yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengn sukses, untuk dapat mencapai prestasi terbaik yang dapat diraihnya dan mengungguli orang lain (Heckhausen, 1967).
Keempat. Mempunyai satu pertimbangan dalam memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang, yaitu tugas yang tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar. Hal ini dikarenakan orientasi motivasi berprestasi adalah adanya kesuksesan sebagai nilai prestasi, sehingga tugas yang terlalu mudah tidak bernilai tantangan dan tugas yang terlalu sulit akan sedikit memberikan kemungkinan untuk berhasil.

Motivasi Berprestasi



Penelitian mengenai peran motivasi berprestai ini sudah dilakukan di berbagai bidang. Kusumawati [2006] membuktikan bahwa motivasi berprestasi berhubungan dengan pirma atau tidak primanya pelayanan yang diberikan oleh karyawan perusahaan air minum di Yogyakarta. Penelitian lain yang tidak kalah menariknya dilakukan oleh Kusumaningrum [2006] yang menemukan bahwa motivasi berorientasi ini berhubungan erat dengan perilaku kewargaorganisasian (Organizational citizenship behavior) pada karyawan perhotelan. Dalam bidang pendidikan motivasi murid terbukti berhubungan dengan prestasi belajar [Renchler, 1992], efikasi diri murid SMA [Afandi, 2012], dan sejumlah penelitian lainnya.
Motivasi menentukan perilaku seseorang dalam belajar dan bekerja. Seorang guru perlu secara terus menerus memotivasi murid agar dapat memperoleh hasil dan mengubah perilaku menjadi baik. Beberapa cara dan pengalaman dari guru dapat dijadikan contoh dalam memotivasi murid. Cara memotivasi ini memnentukan perilaku yang diperlihatkan murid. Dengan menggunakan kerangka Herbert Kelman [1961] mengenai perubahan perilaku maka sesungguhnya ada tiga model memotivasi dari seorang guru dan dampaknya yang diperlihatkan oleh murid.
1.      Kepatuhan (obedience). Pada model kepatuhan, pola yang dipakai guru dalam mempengaruji murid dilakukan dengan cara memaksa murid untuk patuh. Pada model ini guru mengancam dan menakut-nakuti muridnya dengan harapan murid akan patuh. Pada kondisi ini, anak didik akan patuh karena mereka takut kepada gurunya. Oelh karena ini bersifat motivasi ekserinsik maka hanya bersifat sementara.
2.      Identifikasi (Identification). Pada model identifikasi, guru memperlihatkan perilaku yang menyenangkan dengan memberi perhatian pada murid-muridnya. Dengan demikian anak mau belajar karena mereka senang dan pada gurunya maka semangat belajarnya akan tumbuh. Berdasarkan prinsip ini, maka guru perlu membangun hubungan baik dan menyenangkan dengan murid.
3.      Internalisasi (internalization). Dalam model ini, guru menginspirasi murid dengan cerita yang berisi kesuksesan hidup seseorang karena rajin belajar. Anak diajak menghayati kegunaan belajar bagi kesuksesan kehidupan di masa yang akan datang. Teknik motivasi ini ini merupakan teknik terbaik karena internalisasi menumbuhkan motivasi interinsik.
Cerita inspiratif merupakan conoh yang sangat paling sering digunakan. Salah satunya dikemukakan oleh Andrea Hirata [dalam novelnya berjudul LAskar Pelangi]. Cerita mengenaisorang gadis desa di Pulau Beitung. Dengan berbekal ijazah Sekolah Kepandaian Putri (SKP) gadis bernama Muslimah mengabdikan dirinya sebagai seorang guru di sebuah SD. Ibu guru Muslimah sangat ingin memajukan desanya melalui pendidikan. Totalitas pengabdannya diuji pada saat sebagian besar orang tua tidak mau lagi mengirimkan anaknya sekolah di sekolah SD mereka, murid yang tersisa hanya sepuluh orang dan sebagian besar rekan guru mengundurkan diri karena memilih pindah bekerja disekolah lain. Pada saat itu, gaji yang diterima ibu guru Muslimah hanya cukup untuk membeli beberapa kilogram beras saja tetapi demi memajukan pendidikan anak-anak desa, ibu guru ini tetap setia menjalankan tugasnya.

Macam - macam Motivasi Menurut Para Ahli



Para ahli psikologi berusaha menggolongkan motivasi yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan.
  • Amir Dien Indra Kusuma  dalam bukunya “ Pengantar Ilmu Pendidikan”  membagi motivasi menjadi dua bagian, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, dan motivasi ekstrinsik adalah motivasi dari luar anak.
  • Sedangkan Sudarman AM. Mengemukakan bahwa motivasi intrinsik adalah motiv-motiv yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
  • Sedangkan nmenurut Sumadi Suryabrata, motivasi intrinsik adalah motivasi yang fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.
  • Sedangkan devinisi dari motivasi instrinsik menurut pendapat lain tentang motivasi adalah  tenaga pendorong yang berasal  dari dalam diri anak.
  • Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dipahami bahwa motivasi ekstrinsik pada hakekatnya adalah dorongan yang berasal dari luar seseorang. Motivasi ekstrinsik yang positif seperti gambaran, pujian, hadiah dan lain sebagainya dapat merangsang kegiatan anak untuk giat belajar.

Mengenal Motivasi dan Contoh Motivasi



Motivasi berasal dari kata berbahasa Inggris “motivation”, yaitu proses psikologis yang mendorong, mempertahankan, dan mengatur perilaku manusia dan hewan. Dalam kamus psikologi (Matsumoto, 2009) diakatakan bahwa motovasi adalah [1] Proses mental yang mengarahkan manusia atau hewan lainnya untuk bertindak. [2] Dalam teori belajar, situasi tertentu yang menghalangi atau mendorong perilaku tertentu. [3] Keinginan yang kuat untuk mewujudkan sebuah tujuannya. [4] Proses atau tindakan yang mendorong orang lain untuk mewujudkan tujuannya.
Ada beberapa motivasi yang dikemukakan para ahli. Secara garis besar motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi interinsik dan motivasi eksterinsik [Santrock, 2004]. Motivasi interinsik ini adalah dorongan yang datang dari dalam diri individu, sedangkan motivasi eksterinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu. Kedua jenis motivasi ini menjadi pendorong seseorang untuk melakukan perilaku untuk mencapai tujuannya.
Berikut ada dua contoh perilaku murid sebagai ilustrasi dari konsep motivasi. Contoh yang pertama digunakan untuk menggambarkan motivasi interinsik, yaitu seorang murid yang memiliki tingakat membaca yang sangat tinggi karena diatahu bahwa dengan membaca sebuah buku merupakan salah satu hal yang dapat mengantarkannya ke berbagai dunia karena membaca buku adalah jendela dunia. Oleh karena dorongan datang dari individu itusendiri maka ia tidak pernah merasa terbebani pada saat melakukannya. Contoh kedua adalah perilaku seorang murid yang hanya mau aktif dalam proses belajar mengajar jika keaktifannya mendapatkan reward atau nilai tambah dari gurunya pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Contoh kedua ini merupakan motivasi eksterinsik karena dorongan untuk aktif dalam proses belajar mengajar untuk memperoleh reward atau nilai dari guru.
Motivasi amat penting untuk dipelajari pada saat membahas program pengembangan kompetensi guru. Motivasi seorang guru menentukan tindakan yang diambilnya dalam merespon Peraturan Menteri mengenai sertifikaasi guru. Cerita berikut dapat digunakan untuk membandingkan motivasi dua orang guru bernama Edy dan Setyawan dalam mengikuti pelatihan pengembangan kompetensi. Pak Edy adalh seorang guru SD di sebuah kecamatan. Dari sosialisasi program pelatihan kompetensi yang dia ikuti di kantor Dinas Pendidikan, ia mengetahui kesempatan baginya untuk memperoleh tambahan penghasilan yaitu tunjangan profesi pendidik. Syarat memenuhi jumlah angka kredit dapat ia penuhi melalui pelatihan, lokakarya, ataupun sekolah lanjut guna memperoleh gelar sarjana. Untuk mencapai tujuan ini pak Edy mendaftarkan diri untuk mengikuti program pendidikan sarjana di sebuah universitas. Program ini mengharuskan ia hadir pukul 15.00 setiap hari. Dengan mengantongi ijazah, ia tinggal membutuhkan angka kredit 40 jam pelatihan. Untuk mempercepat perolehan angka kredit ini, pak Edy mendaftarkan diri untuk ikut program pengembangan kompetensi. Oleh karena ia harus mengajar di pagi hari, maka pak Edy selalu datang terlambat di kelas pengembangan kompetensi guru.
Motivasi pak Edy ini dimasukan dalam kotegori motivasi eksterinsik. Ia mendaftarkan diri sebagai mahasiswa program sarjana dan mengikuti program pelatihan pengembangan kompetensi guru karena membutuhkan ijazah dan sertifikat. Sebagai pembanding kita lihat guru lain yang sangat ingin meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru. Pak Setyawan adalah guru SD di sebuah desa. Ia amat tertarik dengan program pengembangan kompetensi yang memberikan kesempatan padanya untuk berlatih meningkatkan kepekaannya sebagai seorang guru. Setelah mendapat ijin dari Kepala Sekolah, pak Setyawan mendaftarkan dirinya untuk mengikuti program pengemabangan kompetensi dan mengikuti semua acara dengan baik. Pak Setyawan selalu mencari kesempatan untuk bertanya, mencoba, berlatih, dan meminta umpan balik.
Dari cerita kedua kedua orang guru tersebut kita dapat mengetahui bahwa motivasi pak Edy dikategorikan sebagai motivasi eksterinsik. Ia melanjutkan sekolah ke program sarjana dan mengikutiprogram pelatihan karena ingin mendapatkan ijazah yang dapat ia gunakan sebagai syarat untuk mengajukan sertifikasi pendidik. Sebaliknya motivasi pak Setyawan disebut motivasi internsik karena keinginannya untuk mengembangkan keterampilannya sebagai seorang guru datang dari dalam dirinya. Ia betul-betul ingin menjadi seorang guru yang kompeten, bukan sekedar ingin menambah penghasilan melalui sertiikasi guru.

Rabu, 06 Maret 2013

Indahnya Ragam Indonesia di 'Tanah Air Pusaka'

Yogyakarta - Pameran seni rupa bertajuk 'Tanah Air Pusaka' di Bentara Budaya Yogyakarta yang menampilkan karya sejumlah perupa, yang tergabung dalam Kelompok Greget'95 menggambarkan keberagaman Indonesia.

"Aneka karya yang dipamerkan menonjolkan wawasan Tanah Air melalui gaya dan warna tersendiri masing-masing perupa," kata Kepala Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Hermanu di Yogyakarta, Minggu (17/6), di Yogyakarta.

Menurut Hermanu, puluhan anggota kelompok Greget'95 yang merupakan alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta angkatan 1995 itu mencoba menggambarkan wawasannya mengenai 'Tanah Air Pusaka'.

"Misalnya, perupa Azhar Horo yang mengangkat notasi lagu dan diolah sedemikian rupa menjadi karya yang menarik dan Hayatuddin dengan karyanya yang memilih slogan Ampera dari zaman Orde Baru dalam bentuk karya grafiti," urai Hermanu.

Ia mengatakan, alumni sebuah perguruan tinggi seni yang masih eksis hingga saat ini adalah Kelompok Greget'95. Mereka hingga kini masih terus berkarya. Hal itu merupakan sesuatu yang luar biasa, karena tidak mudah untuk menyatukan sebuah angkatan dalam sebuah kegiatan seni, karena setelah lulus masing-masing individu pasti mempunyai kegiatan dan kesibukan sendiri.

"Dalam Kelompok Greget'95 ada 23 perupa masih terus berkarya hingga pameran yang melihat keberagaman yang cukup menarik itu dapat direalisasikan," kata Hermanu.

Anggota Kelompok Greget'95, Azhar Horo, mengatakan, pameran itu merupakan kreativitas karya seni rupa sebagai bentuk kecil kepedulian dan optimisme kelompoknya sebagai individu-individu yang bergerak di dunia seni rupa terhadap realitas sosial dan alam yang ada di depan mata saat ini.

"Kami mencoba memahami dan menjadikan 'Tanah Air Pusaka' sebagai ssesuatu yang sakral dan menjadi bahan renungan bersama," ujar Azhar.

Menurut Azhar, seperti lagu 'Indonesia Pusaka' yang menjadi impian bangsa ini, keluarga besar Greget'95 yang kecil berusaha menjadi manifestasi perwujudan impian lagu tersebut.

"Bagi kami lagu tersebut mempunyai greget lagu yang selalu melekat dalam ingatan meskipun hanya dalam impian. Itulah realitas yang harus dihadapi, karena kita berdiri diatas tanah dan air yang menjadi sumber hidup kita," papar Azhar.

Pameran 'Tanah Air Pusaka' yang menampilkan puluhan karya seni rupa ini akan berlangsung hingga 20 Juni 2012 mendatang.

Oleh: Ary Nugraheni - Sumber: ANT